"Dua Insan yang sedang memadu cinta belum pernah merasakan kenikmatan layaknya nikah." (HR Muslim)
Cinta....Betapa indah ungkapan cinta
Cinta....Seuntai kata yang mengandung berjuta makna tak terkata.
Cinta.... Adalah wujud sebuah risalah, kesetiaan, dan prinsip.
Cinta.... Adalah mata air kehidupan, bahkan ia adalah hakikat kehidupan.
Dengan Cinta.... Hidup akan cerah, jiwa akan bersinar, dan hati akan menari bahagia.
Dengan Cinta.... Kesalahan terampuni dan kealpaan terlupakan.
Tanpa Cinta.... Ranting-ranting tidak akan berpaut dan rusa jantan tidak akan mengasihi sang betina. Awan tidak akan menangis untuk menarik hati bumi. Bumi tidak akan tersenyum menyambut mekarnya bunga musim semi. Bahkan kehidupan tidak akan pernah ada.
Cinta, tidak akan pernah kehilangan makna sucinya hanya karena ulah bala tentara kerusakan yang menyerang dengan propaganda palsu melalui film, lagu, maupun dalam majalah, berita dan koran. Cinta, akan tetap menjadi awan yang memayungi dua hati yang berpaut karena Allah, bergetar dalam melody syari'at Allah, dan bersedia menunaikan hak-hak Allah. "Bahkan sesuap makanan yang disuapkan suami ke mulut istrinya ada kebaikan baginya."
Banyak sudah orang-orang yang memaknai arti cinta itu sendiri sebagaimana orang-orang terdahulu memaknainya :
Syauqî, bersenandung :
"Apalah arti cinta, kecuali hanya sebuah kepatuhan dan pelanggaran. Meski banyak sifat dan maknanya. Ia tiada lain hanyalah perjumpaan mata dengan mata. Meski dengan sebab dan perantaranya."
Imrai al-Qays, melantunkan :
Berbanggalah, karena cintamu adalah pembunuhku. Apapun perintahmu, hati ini akan tunduk melaksanakannya".
A'rabí, bersenandung :
"Sang pencinta jika mencintai kekasihnya. Akan melakukan apapun meski mustahil dilakukan."
Ibnu al-Faridh, berkata :
"Jangan cemoohku, rasakan dulu manisnya cinta. Jika kau telah jatuh cinta, maka cemoohlah aku".
Dalam buku "Thuq al-Yamamah", Ibnu Hazm menceritakan kisah seorang sahabatnya yang disakiti oleh kekasihnya. Ibnu Hazm berkata, "Aku melihat dia menatap lukanya, dan menggoresnya satu demi satu sambil bersyair :
"Mereka mengatakan, "Orang yang kau cintai telah menghancurkanmu" Aku menjawab, "Dia tidak menghancurkanku, Aku merasakan darahku mengalir bersamanya. Terbang ke arahnya dan tidak melemahkanku."
Kenyataan terbesar dalam menemukan kebahagiaan selama hidup berumah tangga yaitu Cinta itu tindakan, memberi maaf, dan saling memahami. Tidak berpijak pada prinsip "berilah aku, aku akan memberimu" atau "satu dibalas satu". Bukan seperti itu. Cinta adalah pengabdian tanpa batas dan pengorbanan tiada henti.
Niat baik dalam berumah tangga rasanya masih kurang cukup untuk menciptakan kebahagiaan. Demikian juga halnya ucapan "Aku Cinta Padamu", meski ucapan ini mempunyai pengaruh magis, namun, harus disertai dengan tindakan positif yang membuat pasangan hidup merasakan kejujuran dan ketulusan itu.
Dr. Harley, seorang konsultan pernikahan, berpendapat, "Masing-masing pasangan suami istri harus memahami mengapa niat baik saja tidak cukup dalam mencegah terjadinya pertengkaran dalam rumah tangga. Kita terkadang terbiasa bertanya pada diri sendiri, "Apakah pernikahan telah memenuhi semua keinginan kita atau tidak?". Seharusnya, yang harus kita tanyakan adalah, "Sampai sejauh mana kita memenuhi kebutuhan pasangan hidup kita?". Dalam pertanyaan itu, terdapat solusi tepat dalam mencapai pernikahan yang adil dan sebanding seperti Masing-masing pasangan berhasil memperoleh hak emosional, biologis, dan psikologis."
Cinta semata tidak dapat menjadikan kehidupan rumah tangga bahagia. Karim Asy-Syadzili dalam bukunya "Teruntuk sepasang kekasih", mengatakan bahwa :"Cinta adalah satu-satunya transaksi yang adakalanya untung bersama atau rugi bersama". Dalam cinta, cinta menjadi penggerak dan nahkodanya, sedang dalam pernikahan, semua ditentukan oleh akal, logika, dan kebutuhan hidup.
Dilantunkan dalam sebuah syair dari Khalil Mathran ketika menyesali diri setelah memberikan hadiah setangkai bunga mawar pada kekasihnya : "Hai yang sedang mengunjungi si cantik dihari ulang tahunnya. Jika memberi sesuatu hadiah, lihatlah apa yang akan kau berikan. Seikat bunga membuatmu salah dan dia akan menyalahkanmu. Pantaskah setangkai mawar diberikan pada mawar."
Pada saat tertentu, hati dan akal saling bertentangan. Cinta, meski kita yakin ia adalah pondasi kebahagiaan rumah tangga, jika tidak didukung oleh sikap saling kasih sayang, perhatian, dan lemah-lembut antara suami dan istri, maka tentu tidak akan membuahkan cinta ideal yang dapat membahagiakan setiap pasangan.
بارك الله لك وبارك عليك وجمع بينكما في خير
"Semoga Allah melimpahkan rahmatnya bagi kamu, dan bagi kamu berdua, serta mengumpulkan berdua dalam kebajikan." (HR Bukhari dan Muslim).
Cinta merupakan sentuhan terdalam yang dirasakan seseorang terhadap orang lain. Dalam kehidupan rumah tangga, cinta merupakan penggerak utama dalam setiap perbuatan dan tingkah laku kita yang positif. Walaupun hal yang paling utama, namun bukan satu-satunya :
"Dan diantara tanda-tanda kekuasaannya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikannya diantaramu rasa Kasih dan Sayang..........." (QS Ar-Ruum : 21).
Kalau dicermati, dalam ayat ini Allah SWT, menjelaskan dua hal utama dalam sebuah pernikahan, yaitu rasa Kasih dan Sayang. Ibnu 'Abbas Ra, berpendapat, :
"Rasa kasih adalah bentuk cinta seorang suami kepada Isteri. Adapun rasa sayang adalah bentuk perhatian seorang suami kepada isteri agar jangan sampai menyakitinya."
Rasa sayang bukanlah simpati yang sementara, tetapi rasa itu muncul dari perasaan lembut yang selalu ada, perilaku yang santun, dan kepribadian mulia. Seperti tidak berlaku kasar kepada lelaki dan tidak pula lelaki berbuat kasar kepada wanita untuk menyuburkan benih-benih kasih sayang.
إستوصوا بالنساء فإن المرأة خلقت من ضلع وإن أعوج شيء فى الضلع أعلاه فإن ذهبت تقيمه كسرته وإن تركته لم يزل أعوج فاستوصوا بالنساء خيرا.
"Berikanlah wasiat yang baik kepada wanita, karena wanita dijadikan dari tulang rusuk, dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah tulang rusuk yang paling atas. Jika engkau berusaha meluruskannya (secara kasar), maka engkau akan mematahkannya. Dan jika engkau membiarkannya, maka ia akan selalu bengkok. Maka berilah pesan (nasehat) yang baik kepada kaum wanita." (HR Bukhari).
Meski kita yakin cinta adalah kata kunci dalam kehidupan rumah tangga, namun kita harus ingat cinta pada dasarnya adalah hubungan perasaan yang ditentukan oleh gerak hati, sedangkan pernikahan adalah hubungan logis yang ditentukan oleh akal. Dalam situasi tertentu, kadang terjadi benturan antara hati dan akal. Untuk menggerakkan hati tentu diperlukannya sikap saling menghargai satu sama lain dan memahami kewajiban masing-masing.
"Setiap keturunan Adam itu adalah pemimpin, maka seorang pria adalah pemimpin keluarganya, sedangkan wanita adalah pemimpin rumah tangganya."(HR Ibnu Sunni dari Abu Hurairah).
Suami istri itu mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Seperti dalam firman Allah SWT :
"Wanita mempunyai hak yang sama seperti haknya pria dengan cara yang baik dan kaum pria mempunyai satu derajat kekuasaan terhadap kaum wanita." (QS Al-Baqarah : 228).
Cinta adalah sentuhan perasaan jiwa yang mampu menerbangkan orang yang merasakannya ke alam mimpi, sedangkan pernikahan merupakan transaksi materi yang menentukan hak dan kewajiban yang harus ditaati oleh kedua belah pihak.
Kealpaan salah satu pihak dalam melaksanakan kewajiban dapat menggoyahkan kehidupan rumah tangga. Bahkan, dapat menggoyahkan makna cinta tuh sendiri. Akibatnya seorang isteri sampai berharap, "Seandainya suamiku mencintaiku, pasti dia akan melakukan ini." Kunci kebahagiaan rumah tangga terletak pada "Kekayaan Rasa" yang dimiliki oleh suami istri, baik rasa sayang, saling pengertian, lemah lembut, maupun pengabdian. Semua ini menyuburkan cinta dan membantu dalam menghadapi problematika kehidupan. Di dalam hadits disebutkan :
عن جرير عن النبى صلى الله عليه وسلم قال ؛ من لا يرحم لا يرحم.
"Dari Jarir dari Nabi SAW, bersabda :"Barangsiapa tidak sayang maka tidak akan disayang." (HR Bukhari).
Selain itu, cinta dapat layu dan luntur seiring berlalunya waktu. Penggerak kedua, yaitu rasa sayang, dapat berperan untuk mendorong roda kehidupan rumah tangga agar terus berputar. Sayyidina 'Umar bin Khathab menekankan pentingnya makna rasa sayang dalam sebuah pasangannya. Suatu hari seorang suami hendak mencerai isterinya. Saat Umar menanyakan alasan keinginannya itu, ia menjawab, "Aku sudah tidak menyintainya lagi." Sayyidina 'Umar berkata, "Celaka, bukankah rumah tangga itu dibangun diatas pondasi cinta? Lalu dimana perlindungan dan pengayomanmu pada istri?".
Pernikahan bukanlah idealisme seperti yang ditayangkan dalam film-film atau sering didendangkan oleh para biduan. Pernikahan ibarat istana yang dibangun secara bertahap. Setiap hari berlalu, ia semakin kuat dan kokoh. Keharusan melihat kehidupan rumah tangga secara menyeluruh, dari sisi positif maupun negatif, suka maupun duka. Kehidupan rumah tangga adalah perjuangan melawan kesulitan dan berlayar diatas ganasnya ombak.
ما أصاب من مصيبة في الأرض ولا فى أنفسكم إلا فى كتاب من قبل أن نبرأها إن ذالك على الله يسير.
"Tiadalah suatu bencana yang terjadi dibumi dan tiada pula yang terjadi pada diri kamu, melainkan itu ada dalam kitab sebelum Kami laksanakan terjadinya. Bahwasanya yang demikian itu mudah bagi Tuhan." (QS Al-Hadid : 22).
Pernikahan tidak akan langgeng, jika nahkoda tidak mampu membuktikan kepiawaiannya saat berlayar menembus terjangan ombak. Ini hanya bisa dicapai, jika nahkodanya menggunakan dua dayung, yaitu Kasih dan Sayang. Allah SWT berfirman :
"......Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak." (QS An-Nisa : 19).
Nikmatnya pernikahan dan indahnya kebersamaan dua orang saling menyinta akan selalu datang kobaran api duka dan siraman salju suka. Namun itulah kenikmatan yang tidak terlukiskan. Bukanlah suka saja yang menjadikan nikmat itu namun duka pun ikut serta dalam perjalanan suka itu sendiri.
ليس من أحد إلا وهو يحزن ويفرح، ولكن المؤمن يجعل مصيبته صبرا وغنيمته شكرا.
"Setiap orang ada duka dan ada suka, tetapi orang mu'min sabar menerima musibah dan syukur menerima ni'mat." (Tafsir Qurthubi Juz 17 hal 258).
Juga firman Allah SWT :
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini yaitu : wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia dan disisi Allah lah tempat kembali yang baik (surga). Katakanlah : "Ingin aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?". Untuk orang-orang yang bertaqwa (kepada Allah), pada sisi Rabb mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya. Dan (ada pula) istri-istri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hambanya." (QS Ali-Imran : 14-15).
Cinta harus berwujud realitas, karena ungkapan saja tidak cukup tanpa ada tindakan yang real.
Al-Mutanabbi menggubah sebuah syair :"Cinta biasa jika dibarengi logika pasti langgeng. Cinta mendalam jika dibarengi kebodohan akan layu."
Ada sebuah hikayat yang ringkas dari keluarga Ímåd dan Måryàm :
Setelah Îmåd dan Måryåm melahirkan anak pertama mereka, 'Imad sering tidak ada dirumah. Tangisan bayi mengganggu istirahatnya, setelah lelah bekerja seharian penuh.
Akan tetapi 'Imad tidak merasa dirinya kurang memperhatikan hak Maryam. Dia selalu memberikan cinta dan kasìh sayangnya kepada Maryam, dan tidak melalaikan kewajiban memberi nafkah lahir dan batin.
Suatu hari Maryam tiba-tiba nangis tersedu-sedu tanpa alasan yang jelas. 'Imad : Ada apa Maryam? Semoga kamu baik-baik saja.
Maryam (nampak sedih) : Aku menanggung penderitaan sendiri. Sementara engkau tidak ada disisiku.
'Imad (heran) : Bukankah aku ada disisimu? Kenapa engkau berkata seperti itu?
Maryam (menangis) : Tidak, engkau tidak bersamaku. Tubuhmu ada bersamaku, tetapi dimana perasaanmu? Dimana dukunganmu, saat aku menghadapi kesulitan? Aku ingin engkau berada disisiku, membantu meringankan beban, dan turut serta memikul penderitaanku. Aku hanya ingin engkau selalu disisiku. Aku ingin mendapatkan kekuatan dari kasih sayangmu dan menjadi kokoh dengan cintamu, karena engkau adalah bekal hidupku, tapi mengapa engkau enggan memberiku bekal itu?.
Seketika itu, 'Imad sadar betapa sering dia bersikap egois dan tanpa perasaan. Bagaimana dia tega meninggalkan Maryam dalam kondisi sulit seperti itu. Kemudian 'Imad sadar, dulu dia penuh cinta dan kasih sayng, menemani istrinya disaat-saat sepi, dan tidak ada disaat Maryam membutuhkan kehadirannya.
Jika kebahagiaan seorang istri tidak menjadi prioritas kebahagiaan suami atau sebaliknya, dan masing-masing tidak bersedia mengorbankan haknya demi cinta, maka tidak akan mencapai kebahagiaan yang dicita-citakan. Ketika sikap saling pengertian telah masuk dalam hati kedua pasangan, maka segala masalah kehidupan akan terasa mudah dan cinta akan kokoh, tidak tergoyahkan oleh apapun.
Ketika cinta saja tidak cukup untuk menjadikan rumah tangga yang bahagia. Apakah harus dengan harta? Karena memang cinta dan harta itu harus berjalan bersama dalam pernikahan. Cinta, adakala bisa memudar seiring perjalanan sang waktu, dan harta bisa habis dikala Allah menariknya kembali. Tidak berat sebelah dalam menjadikan prinsipal pernikahan diantara keduanya.
لو كان لابن آدم واديان من مال لابتغى واديا ثالثا ولا يملأ جوف ابن آدم إلا التراب ويتوب الله على من تاب.
"Seandainya anak Adam mempunyai dua lembah harta kekayaan, tentu ia masih menginginkan lembah yang ketiga. Dan perut anak Adam tidaklah akan merasa penuh kecuali oleh tanah (kuburannya alias mati). Dan Allah akan menerima taubat orang yang bertaubat." (HR Muttaqun 'Alaih).
Allah SWT sendiri sudah memberikan petunjuk dalam al-Qur'an bahwa pernikahan akan membawa seseorang kepada lapangan rejeki.
“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan mengkayakan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui.” (QS. An-Nuur : 32).
Lalu idealisme dalam pernikahan yang sesungguhnya adalah bahwa cinta dan kasih sayang serta harta itu harus di ciptakan dalam ikatan itu. Tentu hal itu setelah keimanan serta ketaqwaan kepada Allah SWT sudah terwujud dalam kehidupan berumah tangga. Saya akan rangkum 2 kelebihan diantara harta dan cinta :
1. Harta akan mencukupi sarana dan prasarana hidup bahagia dan memotifasi orang-orang yang benar-benar ingin bahagia. Akan tetapi......!
Harta kekayaan tidak akan pernah bisa membeli kebahagiaan orang-orang yang merana, membeli kesehatan bagi orang yang sakit, atau membeli rasa optimis bagi orang-orang yang pesimis.
Seorang milyuner Amerika, Bill Gates menuturkan, "Kesehatan, kebahagiaan, simpati, maupun selera makan, tidak bisa dibeli dengan uang."
Banyak orang mengatakan seperti itu, dan tidak sedikit yang mengatakan begini, "Saat kemiskinan datang dari arah pintu, maka cinta kasih akan melarikan diri lewat jendela."
Sebagian pula orang mengatakan, "Tatkala kefakiran mendatangi suatu negeri, kekufuran akan berteriak, "Bawalah aku bersamamu".
Akan tetapi orang lebih banyak mengatakan begini, "Aku ingin berterus terang, tekanan hidup dan susahnya mata pencaharian membuat kehidupan rumah tanggaku bermasalah."
Saya sendiri akan mengatakan, "Tanpa harta saya tidak akan bisa beramal dan bersedekah dengan materi kepada orang-orang yang membutuhkan uluran tangan saya."
Banyak sekali ungkapan-ungkapan itu. Harta kekayaan membuat orang, khususnya sang suami, tidak ambil peduli dengan kegelisahan atau kebahagiaan istri. Istri yang kaya akan mudah mengingat kapan, dimana, dan siapa orang yang terakhir kali mengajukan pertanyaan, "Apa yang kamu butuhkan lagi?".
2. Cinta kasih sayanglah yang menjadikan pengendali daripada semua poin diatas.
Ketika suami bekerja mencari nafkah, mencari kekayaan harta benda adalah karna dasar cinta dan kasih sayang kepada keluarga. Hingga disebutkan dalam sebuah hadits :
"Dua Insan yang sedang memadu cinta belum pernah merasakan kenikmatan layaknya nikah." (HR Muslim)
Pegang, genggamlah dan tancapkan dalam lubuk hati yang paling dalam nasihat-nasihat orang terdahulu, seperti contoh hadits dibawah ini :
"Cobaan akan selalu diberikan pada orang Mukmin lelaki maupun perempuan dalam dirinya, anak, dan harta mereka. Hingga mereka bertemu Allah dengan tanpa kesalahan." (Shahih al-Jami' ash-Shaghir)
Karim As-Syadzili mengatakan "Orang terhormat tidak akan dengki dan orang pemarah tidak akan dihormati".
Jadi pernikahan dan idealisme itu adalah wujud nyata dalam kehidupan berumah tangga, yang mana cinta dan kasih sayang itu adalah pondasi yang harus dimiliki oleh orang-orang dalam pernikahan. Dan harta adalah sebagai pendukung dari cinta kasih sayang. Kemudian perlu di ingat bahwa keduanya itu (cinta dan harta), bukanlah sebagai pondasi yang paling utama, akan tetapi pondasi yang paling utama adalah keimanan dan ketaqwaan keluarga dalam membentuk hubungan yang "sakinah mawaddah warahmah", sehingga ketika keimanan dan ketaqwaan itu sudah tercapai maka semua akan terasa indah pada akhirnya.
يآيهااللذين امنوا لا تلهكم أأموالكم ولااولادكم عن ذكر الله ومن بفعل ذالك فأولئك هم الخسرون
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-harta dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian mereka itulah orang-orang yang merugi." (QS Al-Munafiquun : 9).
Ajarkan keluarga untuk mengenal dirinya dan mengenal Tuhan dan Rasulnya. Hal ini lebih baik dibandingkan dengan mengenalkan mereka kepada kehidupan materialistis.
"Didiklah anak-anakmu dengan tiga perkara, yaitu, Cinta kepada Nabinya, Cinta kepada Keluarga Nabi, dan Tilawatil Qur'an." (Al-Hadits).
Dan gunakan do'a ini adalah sebagai penenang jiwa :
ربنا هب لنا من أزواجنا وذريتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما.
"Ya Tuhan kami, berilah kami istri (suami) dan anak-anak keturunan yang menyenangkan hati kami, dan jadikan kami sebagai pemimpin orang-orang yang bertaqwa." (QS Al-Furqan : 74). Amin
Akhirnya sampai pada poin akhir postingan kali ini. Akhi wa Ukhti boleh berbeda pendapat pada penjelasan di atas. Karena memang perbedaan itu adalah Rahmat. Bisa saja saya benar dan bisa juga melesat jauh dari kebenaran. Imam Abu Hanifah mengatakan, "Inilah akhir dari kemampuan kami dalam masalah ini. Jika ada pendapat yang lebih baik, maka pendapat itu lebih utama untuk diikuti."
Saya nukilkan sebuah firman Allah SWT :
"........Ya Tuhan kami, janganlah Engkau menghukum kami jika kami lupa atau kami bersalah........(QS Al-Baqarah : 286).
Catatan Kaki :
- Al-Qurthubi, al-jami' Lil Ahkam al-Qur'an
- Muhammad al-Ghazali, Qadhaya al-Mar'ah baina at-Taqalid ar-Rakidah wa al-Wafidah.
- Karim asy-Syadzili "Teruntuk Sepasang Kekasih", bab Adam dan Hawa hal. 32
- اوليه مديس البتاوى
- www.majlas.yn.lt