pacman, rainbows, and roller s
Para Imam Pentakhrij Hadits
takhrijulhadits

IMAM ASY-SYAFI'I (150H-204H / 767M-820M)

Nama beliau adalah Abu 'Abdillah Muhammad bin Idris, yang bersanad al-'Abbas bin 'Utsman bin Syafi'i bin as-Saib al-Hasyimy al-Muthaliby al-Quraisy. Kakenya Syafi'i pernah bertemu dengan Nabi Muhammad SAW, dikala masih muda. Nenek moyangnya, Saib, dahulu adalah pembawa panji-panji bani Hasyim diwaktu perang Badar. Setelah beliau tertawan oleh orang Islam dan menebus diri, kemudian masuk agama Islam.

Imam Syafi'i dilahirkan pada tahun 150H di Gazzah, suatu kota ditepi pantai Palestina Selatan. Ayahnya pergi kekota tersebut karena ada suatu keperluan. Dikota tersebut Ayahnya meninggal dunia beberapa saat setelah kelahiran puteranya, Abu Abdillah Muhammad. Setelah Abu Abdillah berumur 2 tahun, Ibunya membawanya ketanah kelahiran orang tuanya, Mekah, dan akhirnya menetap dikota tersebut dalam keadaan yatim, sampai menjadi dewasa.

Sebagai seorang yang mempunyai perkembangan otak yang cepat daripada pertumbuhan jasmaninya, beliau sudah hafal al-Qur'an, sejak berumur 9 tahun.

Dalam perantauan ilmiahnya, beliau pergi ke Madinah menemui Imam Malik untuk minta izin agar diperkenankan meriwayatkan hadits-haditsnya. Sebelum Imam Malik mengizinkannya, beliau diuji terlebih dahulu untuk membaca kitab Muwatha' dihadapannya. Dan kemudian dibacanya Kitab Muwatha' diluar kepala. Sang guru merasa heran atas kepandaian muridnya dan sekaligus berkata : "Jika ada orang yang berbahagia, maka inilah pemudanya."

Pada tahun 195H, beliau pergi ke Baghdad, untuk mengambil ilmu dan pendapat-pendapat dari murid-murid Imam Abu Hanifah, bermunadharah dan berdebat dengan mereka. Waktu yang diperlukan berada di Baghdad hanya 2 tahun, kemudian kembali ke Mekah. Tahun 198H beliau pergi lagi ke Baghdad, hanya sebulan lamanya, dan akhirnya pada tahun 199H beliau pergi ke Mesir dan memilih kota terakhir ini sebagai tempat tinggalnya untuk mengajarkan as-Sunnah dan al-Kitab kepada khalayak ramai. Jika kumpulan fatwa beliau ketika di Bhagdad dulu disebut dengan "Qaulul Qadim", maka kumpulan fatwa beliau selama di Mesir ini diberi nama "Qaulul Jadid".

Guru dan Murid

Guru-guru beliau dalam hadits, antara lain ialah : Malik bin Anas, Muslim bin Khalid, Ibnu 'Uyainah, Ibrahim bin Sa'ad, dan lain-lain.

Dan Ulama-ulama besar yang berguru pada beliau ialah : Ibnu Hanbal, al-Humaidy, Abut-Thahir bin al-Buwaithy, Muhammad bin Abdul Hakim, dan lain-lain.

Beliau ahli dalam bidang memahamkan al-Kitab, Ilmu Balaghah, Ilmu Fiqh, dan terkenal sebagai Muhaddits.

Orang-orang Mekah memberikan gelar kepada beliau "Nashirul Hadits" (penolong memahamkan hadits). Imam Sufyan bin 'Uyainah bila didatangi seseorang yang meminta fatwa, beliau terus memerintahkannya agar minta fatwa kepada Imam Syafi'i, ujarnya "Salu hadzal Ghulama" (bertanyalah kepada pemuda itu).

Abdullah, putra Ahmad bin Hanbal, pernah bertanya kepada ayahnya, apa sebabnya ayah selalu menyebut-nyebut dan mendoakan kepada Imam Syafi'i. Atas pertanyaan anaknya ini Imam Ahmad bin Hanbal menjelaskan, bahwa asy-Syafi'i itu adalah bagaikan matahari untuk dunia dan bagaikan kesehatan untuk tubuh dan untuk kedua hal itu tidak ada orang yang sanggup menggantikannya dan tidak ada gantinya.

Kebanyakan ahli Ilmu, juga Imam Ahmad, dalam menginterpreter hadits Abu Dawud yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Ra :"Sungguh Allah bakal mengutus kepada umat ini, pada tiap-tiap awal 100 tahun, orang yang akan memperbaharui sistem abad pelaksanaan keagamaan." . Menerangkan bahwa Mujaddid pada abad pertama ialah 'Abdul Aziz dan Mujaddid pada abad kedua adalah Imam as-Syafi'i.

Secara jujur Imam Ahmad mengakui, andai kata tidak ada Imam Syafi'i sungguh aku tidak mengenal cara memahamkan hadits (laulasy Syafi'i ma'arafna fiqhal hadits).

Karya-karya beliau banyak sekali. Diantaranya :

Dalam bidang ilmu hadits, :

- Al-Musnad

- Mukhtaliful Hadits

- As-Sunan

- dan masih banyak lagi

Dalam bidang Ushul dan Ilmu Fiqh

- Al-Umm

- Ar-Risalah

- dan lainnya

Beliau meninggal pada malam Jum'at, dan dikebumikan setelah shalat 'ashar hari Jum'at, pada akhir bulan Rajab, tahun 204H. Bertepatan tanggal 29 Rajab, 204H atau 19 Januari, tahun 820M.

IMAM MALIK BIN ANAS (93H-179H / 712M-798M)

Nama lengkap beliau, Imam Abu 'Abdillah Malik bin Anas bin Malik bin Abu 'Amir bin 'Amr bin Al-Harits, adalah seorang Imam Darul Hijrah dan seorang faqih, pemuka madzhab Malikiyah. Silsilah beliau sampai kepada Ya'rub bin al-Qahthan al-Ashbahy.

Nenek moyangnya, Abu Amir, adalah seorang sahabat yang selalu mengikuti seluruh peperangan yang terjadi pada zaman Nabi, kecuali perang Badar. Sedangkan Kakeknya, Malik, adalah seorang tabi'in yang besar dan fuqaha kenamaan dan salah seorang dari 4 orang tabi'in yang jenazahnya di husung sendiri oleh Khalifah 'Usman ketempat pemakaman.

Imam Malik bin Anas, dilahirkan pada tahun 93 Hijriah, dikota Madinah, setelah tak tahan lagi menunggu didalam rahim ibunya selama tiga tahun.

Guru dan Murid

Beliau mengambil hadits secara qira'ah dari Nafi' bin Abi Nu'aim, 'Az-Zuhri, Nafi', pelayan Ibnu Umar Ra, dan lain sebagainya.

Dan murid beliau antara lain : al-Auza'iy, Sufyan ats-Tsaury, Sufyan bin 'Uyainah, Ibnul Mubarak, asy-Syafi'i , dan lain-lain.

Disamping keahliannya dalam bidang ilmu Fiqh, seluruh ulama telah mengakuinya sebagai muhaddits yang tangguh. Seluruh warga negara Hijaz memberikan gelar kehormatan baginya "Sayyidi Fuqahail Hijaz".

Imam Syafi'i memujinya "Apabila dibicarakan tentang hadits, maka Imam Maliklah bintangnya dan apabila dibicarakan soal keulamaan, maka Imam Malik lah juga bintangnya." Tidak ada seorang yang lebih terpercaya dalam ilmu Allah daripada Imam Malik. Imam Malik dan Ibnu 'Uyainah adalah dua orang sekawan, yang andaikata kedua orang tersebut tidak ada, niscaya hilang pula ilmu Orang-orang Hijaz.

Imam Yahya bin Sa'id al-Qahthan dan Imam Yahya bin Ma'in menggelarinya sebagai Amirul Mukminin Fil Hadits.

Imam Bukhari mengatakan bahwa sanad yang dikatakan ashahhul asanid, ialah bila sanad itu terdiri dari Malik, Nafi, dan Ibnu Umar R.a.

Karya beliau yang fenomenal adalah kitab "Al-Muwatha" pada tahun 144 Hijriah atas anjuran Khalifah Ja'far al-Manshur, sewaktu bertemu disaat menunaikan ibadah haji.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Abu Bakar al-Abhari, jumlah atsar Rasulullah SAW, sahabat dan tabi'in yang tercantum dalam kitab al-Muwatha sejumlah 1720 buah, dengan perhitungan : yang musnad 600 buah, yang mursal 222 buah, yang mauquf 613 buah, dan yang maqthu sebanyak 285 buah.

Para ulama mensyarahkan kitab ini antara lain : 'Abdil Barr, dengan "at-Tamhid Wal Istidkar". 'Abdul Walid dengan "Al-Mau'ib". Az-Zarqani dan Ad-Dahlawi dengan "Al-Musawwa".

Beliau wafat pada hari Ahad 14 Rabiul Awwal 169 dan sebagian berpendapat 179 Hijriah. Di Madinah dengan meninggalkan puteranya, Yahya, Muhammad dan Hammad.

IMAM AHMAD BIN HANBAL (164H-241H / 780M-855M)

Nama beliau adalah 'Abdillah bin Hanbal Al-Marwazy adalah ulama hadits yang terkenal kelahiran Baghdad. Beliau dilahirkan pada bulan Rabiul Awwal tahun 164H (780M) dikota Baghdad.

Beliau memulai mencurahkan belajar dan mencari hadits-hadits sejak beliau baru berumur 16 tahun. Dan beliau merantau dalam kepentingan yang sama ke kota-kota Mekah, Madinah, Syam, Yaman, Basrah dan lainnya.

Guru dan Murid

Beliau mendapatkan guru-guru Hadits yang ternama diantaranya : Sufyan bin 'Uyainah, Ibrahim bin Sa'ad, Yahya bin Qathan. Beliau sendiri adalah salah seorang murid Imam Syafi'i yang paling setia, tidak pernah berpisah dengan gurunya kemanapun sang guru pergi.

Dan murid-murid beliau diantaranya : Imam Bukhari, Imam Muslim, Ibnu Abid Dunya dan Ahmad bin Abil Hawarimi.

Para ulama sepakat menetapkan keimanan, ketaqwaan, kewara'an dan kezuhudan beliau. Menurut Abu Zur'ah beliau mempunyai tulisan sebanyak 12 macam yang semuanya sudah dikuasai diluar kepala. Juga beliau mempunyai hafalan matan hadits sebanyak 1.000.000 buah.

Imam Syafi'i memuji beliau "Ku tinggalkan kota baghdad dengan tidak meninggalkan apa-apa, selain meninggalkan orang yang lebih taqwa, dan lebih alim dalam ilmu Fiqh yang tiada taranya, yaitu Ibnu Hanbal".

Karya beliau yang tersohor adalah "Musnadul Kabir". Dan kitab musnad ini merupakan satu-satunya kitab musnad terbaik dari yang pernah ada. Kitab ini berisikan 40.000 buah hadits. Kitab yang belum tersusun bab per bab ini kemudian disusun oleh Ahmad Muhammad Syakir dan dinamai dengan "Fihris Musnad Ahmad".

Beliau wafat pada hari Jum'at bulan Rabiul Awwal tahun 241H (855M) di baghdad dan dimakamkan di Marwaz. Sebagian ulama menerangkan bahwa disaat meninggalnya, jenazahnya diantar oleh 800.000 orang laki-laki dan 60.000 perempuan. Dan ada kejadian yang mengejutkan saat itu pula ada sekitar 20.000 orang masuk agama Islam dari kaum Nasrani, Yahudi, dan majusi. Beliau meninggalkan dua orang putra yang ahli Ilmu yaitu Shalih dan Abdullah.

IMAM BUKHARI (194H-252H / 810M-870M)

Nama beliau adalah Abu 'Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah, beliau adalah ulama hadits yang sangat masyhur, lahir di Bukhara, suatu kota di Uzbekistan, wilayah Uni Sofyet, yang merupakan jalan antara Rusia, Persi, Hindia, dan Tiongkok.

Beliau dilahirkan setelah shalat Jum'at, pada tanggal 13 bulan Syawwal tahun 194H (810M). Nenek moyang beliau yang bernama Al-Mughirah bin Bardizbah, kononnya berawal dari seorang majusi yang kemudian menyatakan keislamannya dihadapan Walikota yang bernama Al-Yaman bin Ahnas Al-Ju'fi, yang karena inilah beliau kemudian dinasabkan dengan Al-Ju'fi atas dasar walaul Islam.

Sejak berumur 10 tahun beliau sudah banyak menghafal hadits-hadits. Beliau merantau kenegri Syam, Mesir, ke Hijaz bermukim 6 tahun dan pergi ke Baghdad bersama-sama para ahli hadits yang lain.

Guru dan Murid

Guru beliau diantaranya dari beberapa hafidz yaitu Maky bin Ibrahim, 'Abdullah bin 'Usman Al-Marwazi, Abdullah bin Musa Al-'Abbasy, Abu 'Ashim As-Syaibany dan Muhammad bin 'Abdullah Al-Anshary.

Murid beliau diantaranya : Imam Muslim, Abu Zur'ah, At-Turmudzi, Ibnu Khuzaimah dan An-Nasa'iy.

Karya-karya beliau banyak sekali, diantaranya :

1. Jami'us Shahih

2. Qadlayas- Shahabah wat-tabi'in

3. At-Tarikhul Kabir

4. At-Tarikhul Ausath

5. Al-Adabul Munfarid

6. Birrul Walidain

Kitab Jami'us Shahih adalah kumpulan hadits-hadits Shahih yang dipersiapkan selama 16 tahun. Kitab ini berisikan hadits-hadits shahih semuanya. Jumlah hadits yang dituliskan dalam kitab jami'nya ini sebanyak 6.397 buah, dengan yang terulang-ulang, belum dihitung yang mu'allaq dan mutabi'. Yang mu'allaq sejumlah 1.341 buah, dan yang mutabi' sebanyak 384 buah (ini khilaf), jadi seluruhnya berjumlah 8.122 buah, diluar yang maqthu' dan mauquf. Sedang jumlah yang tulen saja, yakni tanpa yang berulang, tanpa mu'allah dan mutabi' 2.513 buah. Kitab ini merupakan seshahih-shahih kitab hadits setelah Al-Qur'an.

Beliau wafat pada malam Sabtu selesai shalat 'Isya, tepat pada malam Idul Fitri tahun 252H (870M), dan dimakamkan sehabis shalat dzuhur di Khirtank, suatu kampung tidak jauh dari kota Samarkand.

IMAM MUSLIM (204H-261H / 820M-875M)

Nama lengkap beliau Abul Husain Muslim bin Al-Hajaj Al-Qusyairiy. Beliau dinisbatkan kepada Nisabury karena beliau adalah putera kelahiran Nisabur, pada tahun 204H (820M), yakni kota kecil di Iran bagian timur laut. Beliau juga dinisbatkan kepada nenek moyangnya Qusyair bin Ka'ab bin Rabi'ah bin Sha-sha'ah suatu keluarga bangsawan besar.

Beliau adalah Muhaditsin, hafidz dan terpercaya. Beliau kunjungi kota Khurasan untuk berguru hadits kepada Yahya bin Yahya dam Ishaq bin.....Rahawih ; didatanginya kota Rey untuk belaja hadits pada Muhammad bin Mahran, Abu Hassan dan lainnya, ; di Irak ditemuinya Ibnu Hanbal, Abdullah bin Maslamah dan lainnya, ; di Hijaj ditemuinya Yazid bin Mansur dan Abu Mas'ad, dan di Mesir beliau berguru kepada 'Amir bin Sawad, Harmalah bin Yahya, dan kepada ulama lainnya.

Guru dan Murid

Guru selain yang disebutkan diatas, masih ada lagi ulama hadits yang menjadi gurunya, seperti : Qatadah bin Sa'id, Al-Qa'naby, Ismail bin Abi Uwais, Muhammad bin Al-Mutsanna, Muhammad bin Rumhi dan lainnya.

Dan murid beliau diantaranya : Abu Hatim, Musa bin Haran, Abu 'Isa At-Turmudzy, Yahya bin Sa'id, Ibnu Khuzaimah, dan 'Awwanah, Ahmad Ibnul Mubarak dan lainnya.

Karya-karya beliau sangat banyak dan diantaranya :

1. Jami'ush Shahih. Para ulama menyebut kitab shahih ini sebagai kitab yang belum pernah didapati sebelum dan sesudahnya dalam segi tertib susunannya, sistematis isinya, tidak bertukar-tukar dan tidak berlebih dan tidak berkurang sanadnya.

Telah diakui oleh Jumhur ulama, bahwa shahih Bukhari adalah seshahih-shahih kitab hadits dan sebesar-besar pemberi faedah, sedang Shahih Muslim adalah secermat-cermat isnadnya dan sekurang-kurang perulangannya, sebab sebuah hadits yang telah beliau letakkan pada satu maudlu, tidak lagi ditaruh di maudlu'/bab yang lain.

Al-Hafidz Abu 'Ali An-Nisabury berkata "Dibawah kolong langit tidak terdapat seshahih kitab hadits selain kitab shahih Muslim ini.

Kitab ini berisikan 7.273 buah hadits, termasuk yang terulang. Kalau dikurangi dengan hadits yang terulang , tinggal 4.000 buah.

2. Musnadul Kabir

3. Al-Jamiul Kabir

4. Kitabul Ilal wa Kitabu auhamil Muhaditsin

5. Kitabut Tamyiz

6. Kitabu man laisa lahu illa rawin wahidun

7. Kitabut thabaqatut tabi'in

8. Kitabul Muhadlramin.

Beliau wafat pada hari Ahad bulan Rajab, tahun 261H (875M), dan dikebumikan pada hari Senin di Nisabur.

IMAM ABU DAWUD (202H-275H / 817M-889)

Nama lengkap beliau ialah Abu Dawud Sulaiman bin Al-Asy'ats bin Ishaq As-Sijistany. Beliau dinisbatkan kepada tempat kelahirannya yaitu di Sijistan (antara iran dan afganistan). Dan dilahirkan di kota tersebut tahun 202H (817M).

Beliau juga senang merantau mengelilingi negeri-negeri tetangga untuk mencari hadits-hadits dan ilmu-ilmu yang lain. Kemudian dikumpulkan, disusun dan ditulisnya hadits-hadits yang telah diterima dari ulama-ulama Iraq, Khurasan, Syam dan Mesir.

Para ulama sepakat menetapkan beliau sebagai hafidz yang sempurna, pemilik ilmu yang melimpah, muhadits terpercaya, wira'iy.

Al-Khathani berpendapat bahwa tidak ada susunan kitab ilmu agama yang setara dengan kitab sunan Abu Dawud. Seluruh manusia dari aliran-aliran yang berbeda-beda dapat menerimanya. Ibnul 'Araby mengatakan, barangsiapa yang dirumahnya ada al-Qur'an dan kitab Sunan Abu Dawud ini, tidak usah memerlukan kitab-kitab yang lain. Dan Imam Ghazali memandang cukup, bahwa kitab sunan Abu Dawud itu dibuat pegangan bagi para mujtahid.

Guru dan Murid

Diantara guru beliau adalah, Sulaiman bin Harb, 'Utsman bin Abi Syaibah, Al-Qa'naby dan Abu Walid At-Thayalisy.

Dan murid beliau diantaranya, puteranya sendiri 'Abdullah, An-Nasa'iy, At-Turmudzi, Abu 'Awwanah, Ali bin Abdush Shamad dan Ahmad bin Muhammad bin Harun.

Karyanya yang terbesar bagi para mujtahid ialah Kitab Sunan Abu Dawud.

Beliau berkata "Saya tidak meletakkan sebuah hadits yang telah disepakati oleh orang banyak untuk ditinggalkannya. Saya jelaskan dalam kitab tersebut nilainya dengan Shahih, semi Shahih (yusybihuhu), mendekati Shahih (yuqaribuhu), dan jika dalam kitab saya tersebut terdapat hadits yang wahnun syadidun (sangat lemah) saya jelaskan. Dan apabila tidak kami jelaskan maka hadits tersebut bernilai Shahih.

Menurut Ibnu Hajar, bahwa istilah Shahih Abu Dawud ini lebih umum daripada jika dikatakan bisa dipakai hujjah (al-ihtijah) dan bisa dipakai i'tibar. Oleh karenanya, setiap hadits dla'if yang bisa menjadi hasan atau setiap hadits hasasan yang bisa menjadi shahih bisa masuk dalam pengartian yang pertama (lil-ihtijaj), yang tidak seperti yang kedua itu, bisa tercakup dalam pengartian kedua (lil-i'tibar) dan yang kurang dari ketentuan itu semua termasuk yang dinilai dengan wahnun syadidun.

Beliau wafat pada tahun 275H (889M) di Bashrah.

IMAM AT-TURMUDZY (200H-279H / 824M-892M)

Nama lengkap beliau Abu 'Isa bin Surah. Ia adalah seorang muhadits yang lahir dikota Turmudz, sebuah kota kecil dipinggir Utara Sungai Amuderia, sebelah utara Iran. Beliau dilahirkan dikota tersebut pada bulam Dzulhijah tahun 200H (824M). Imam Bukhari dan Imam Turmudzi, keduanya satu daerah, sebab Bukhara dan Turmudz itu adalah satu daerah dari daera Waraun-nahar.

Guru dan Murid

Beliau mengambil hadits dari ulama hadits yang kenamaan, seperti : Qutaibah bin Sa'id, Ishaq bin Musa, al-Bukhari dan lainnya.

Orang-orang banyak yang belaja hadits pada beliau dan diantara sekian banyak muridnya dapat dikemukakan antara lain Muhammad bin Ahmad bin Mahbub.

Karya-karya beliau yaitu beliau menyusun kitab sunan dan kitab 'Ilalul hadits. Setelah selesai kitab ini ditulis, menurut pengakuan beliau yang kemudian dikemukakan kepada ulama-ulama Hijaz, Iraq, dan Khurasan, dan ulama tersebut meridlainya, serta menerimanya dengan baik. Beliau berkata"Barangsiapa yang menyimpan kitab saya ini dirumahnya, seolah-olah dirumahnya ada seorang Nabi yang selalu berbicara". Pada akhir kitabnya beliau menerangkan, bahwa semua hadits yang terdapat dalam kitab ini adalah Ma'mul (dapat diamalkan).

Beliau wafat di Turmudz pada akhir Rajab tahun 279H (892M).

IMAM AN-NASA'IY (215H-303H / 839M-915M)

Nama lengkap Abu 'Abdir Rahman Ahmad bin Syu'aib bin Bahr. Nama beliau dinisbatkan kepada kota tempat beliau dilahirkan. Beliau dilahirkan pada tahun 215H dikota Nasa yang masih termasuk kota Khurasan.

Seorang muhadits putra Nasa yang pintar, wira'iy, hafidz lagi taqwa ini memilih negara Mesir sebagai tempat untuk bermukim dalam menyiarkan hadits-hadits kepada masyarakat. Menurut sebagian pendapat dari muhadits, beliau lebih hafidh daripada Imam Muslim.

Guru dan Murid

Guru beliau diantaranya Qutaibah bin Sa'id, Ishaq bin Ibrahim dan Imam-imam hadits dari Khurasan, Hijaz, Iraq, dan Mesir.

Murid beliau diantaranya, Abu Nasher ad-Dalaby dan Abdul Qasim At-Thabary.

Karya beliau yang utama adalah Sunnanul Kubra, yang akhirnya terkenal dengan nama Sunan An-Nasa'iy. Kitab sunan ini adalah kitab Sunan yang muncul setelah shahihain yang paling sedikit hadits dla'ifnya, tetapi paling banyak perulangannya. Misalnya hadits tentang niat, diulangnya sampai 16 kali.

Setelah Imam An-Nasa'iy selesai menyusun Sunan kubranya, beliau lalu menyerahkannya kepada Amir Ar-Ramlah, kata Amir "Hai, Abu 'Abdur Rahman, apakah hadits-hadits yang saudara tuliskan itu shahih semuanya?" Imam Nasa'i menjawab "Ada yang shahih ada yang tidak" Amir berkata "kalau demikian, Pisahkanlah yang Shahih-shahih saja." Atas perintah Amir ini maka beliau berusaha menyeleksinya, kemudian dihimpunnya hadits-hadits pilihan ini dengan nama Al-Mujtaba (pilihan).

Beliau wafat pada hari Senin tanggal 13 bulan Syafar, tahun 303H (915M) di Ar-Ramlah. Menurut suatu pendapat beliau meninggal di Makah, yakni disaat beliau mendapat percobaan di Damsyik, meminta supaya dibawa ke Mekah, sampai beliau meninggal dan kemudian dikebumikan disuatu tempat antara Shafa dan Marwa.

IMAM IBNU MAJAH (207H-273H / 824M-887M)

Nama lengkap beliau ialah Abu 'Abillah bin Yazid Ibnu Majah. Ibnu Majah adalah nama nenek moyang yang berasal dari kota Qazwin, salah satu kota di Iran. Beliau dilahirkan di Qazwin pada tahun 207H (824M).

Sebagaimana halnya para Muhaditsin dalam mencari hadits-hadits memerlukan perantauan ilmiah, maka beliau pun berkeliling di beberaga negri, untuk menemui dan berguru hadits kepada para ulama hadits.

Guru dan Murid

Dari tempat perantauannya itu, beliau bertemu dengan murid-murid Imam Malik dan Al-Laits, dari beliau-beliau inilah beliau banyak memperoleh hadits-hadits. Hadits-hadits beliau banyak diriwayatkan oleh orang-orang banyak.

Karya beliau ialah Sunam Ibnu Majah. Sunan ini merupakan salah satu sunan yang empat. Dalam sunan ini banyak terdapat hadits dla'if.

Al-Hafidz Al-Muzy berpendapat, bahwa hadits-hadits gharib yang terdapat dalam sunan ini, kebanyakan adalah dla'if. Karena itulah para ulama mutaqadimin memandang, bahwa kitab Muwatha Imam Malik menduduki pokok kelima, bukan sunan ibnu majah ini.

Beliau wafat pada hari Selasa bulan Ramadhan tahun 273H (884M).


Selain pentakhrij diatas, kami cantumkan beberapa pentakhrij hadits lainnya seperti dibawah ini :

Said bin Abi Manshur (wafat 227H) dalam kitabnya "Sunan Said bin Manshur"

Abdurrazaq (wafat 221H) dalam kitabnya "Al-Jami'"

Ibnu Abi Syaibah (wafat 235H) dalam kitabnya "musnad" atau "Al-Ahkam"

Darami (wafat 280H) dalam kitab "musnad Darami"

Abu Ya'la (wafat 307H) dalam kitabnya "Musnad Abu Ya'la"

Hakim (lahir 321H dan tidak diketahui tahun wafatnya) dalam kitabnya Mustadrak dan lainnya.

Ibnu Hibban (wafat 354H) dalam kitabnya "Shahih Ibnu Hibban".

Thabrani (wafat 360H) dalam kitabnya "Mu'jam al-Kabir, Mu'jam as-Shagir" dan lainnya.

Ibnu 'Adi (wafat 365H) dalam kitabnya "Al-Kamil"

Daruquthni (wafat 385H) dalam kitabnya "Sunan Daruquthni" dan kitab "Al-'Ilal"

Dailami (wafat 430H) dalam kitabnya "Musnadul-Firdausi".

Abu Na'im (wafat 430H) dalam kitabnya "Hulliyatul Ash-finya'"

Baihaqi (wafat 458H) dalam kitabnya "Sy'bul Iman" dan lainnya.

Khathib (wafat 463H) dalam kitabnya "Tarikh Al-Khathib".

¤ SEKIAN ADANYA ¤


Catatan Kaki:

- Ulumul Hadits, prof T.M. Hasbi ash-Shiddiqy, hal 79.

- Manhaj-Dzawi'n-Nadhar, At-Tarmusy, hal 295

- Ar-Risalah, As-Syafi'i, hal 6.

- Kitab "Tanwirul Hawalik", Jalaluddin as-Suyuthi, Juz 1 hal 9.

- "Ibid", Juz 1 hal 12

- Musnad Ahmad disyarahkan oleh As-Sindy dengan nama Syarh As-Sindy dan diikhtisarkan oleh Ibnu Mulaqqin dengan nama Mukhtasar Ibnu Mulaqqin.

- Kitab Manhaj Dzawin Nadhar. At-Tarmusy ,21.

- At-Tajul Jami'. Mansur 'Ali Nashif 1 ;14.

- Ikhtishar Musthalahul Hadits. Drs Fathul Rahman. Hal 367-385.

أوليه مديس ألبتاوى

www.majlas.yn.lt

Share dan Komentar
free blog template

Cantik itu relatif
Tampan itu relatif
Pintar itu relatif
Bodoh itu relatif
Kaya itu relatif
Miskin juga relatif
Karena memang diatas langit masih ada langit

Sponsor

Recent Comments

Search

Do'a this blog

"Ya Allah jadikanlah hatiku cahaya, pada mataku cahaya, pada pendengaranku cahaya, dikananku cahaya, dikiriku cahaya, diatasku cahaya, dibawahku cahaya, didepanku cahaya, dibelakangku cahaya, dan jadikanlah aku cahaya." amiin. (HR BUKHARI).

Valid XHTML 1.0 Transitional Valid CSS!
This template downloaded form free website templates