Polaroid

Membangun Rumah Penuh Dengan Cahaya Keimanan

rawiKeimanan adalah obat penawar dari segala permasalahan yang kita hadapi. Hati yang selalu ingat kepada Allah akan tenang, tidak mudah goncang oleh bencana, dan tidak terpengaruh oleh perubahan masa. Ketaatan kepada Allah SWT akan membuat seseorang mukmin percaya diri, tenang dan selalu berfikiran positif. Imam Ghazali mengatakan "Saya ingin memberikan pemahaman kepada kaum Mukminin, bahwa hidup dijalan Allah seperti mati dijalan Allah. Ia adalah jihad yang mabrur. Gagal meraih kemenangan didunia akan berakibat pada kegagalan memenangkan agama Allah......".

Ketaatan memberi pengaruh sangat kuat dalam kehidupan rumah tangga. Kebaikan yang dilakukan suami, istri, atau keduanya secara bersama-sama akan memberikan cahaya dan kemegahan pada kehidupan keluarga.

Hal inilah yang mendorong seorang tabiin, al-Fudhail bin 'Iyyadh mengatakan, "Sungguh aku lebih mengetahui ketaatanku daripada kemaksiatanku, akhlaq istriku dan keteledoran hewan tungganganku..."

Sebagai seorang Muslim, ketika kita melakukan perbuatan apapun, besar ataupun kecil, harus didasari niat yang shaleh. Rezeki yang kita makan diniatkan untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah, rasa lapar yang kita rasakan diniatkan untuk berpuasa karena Allah, sampai dengan canda tawa kita diniatkan untuk mencari keridhaan Allah Swt.

Ar-Rasyid Muhammad Ahmad dalam "Shina'ah al-Hayat" memberikan ilustrasi menarik berikut ini :

"Seandainya seorang muslim berbuat baik disore hari, sedekah, shalat tepat pada waktunya, mengajak kebaikan, menghibur orang yang kesusahan, mengajarkan ilmu, membantu menyekesaikan persengketaan, membantu kesulitan orang lain, menggagalkan tindak kejahatan atau perampokan, maka apa yang akan terjadi padanya dipagi hari?. Dia akan bangun dipagi hari, dalam keadaan istrinya tersenyum padanya, anak-anaknya bangun sejak Adzan dikumandangkan dan sudah mandi, semua tugas sekolahnya telah selesai dikerjakan, dan buku-bukunya telah disiapkan. Saat makan pagi, makanannya terasa lezat. Istrinya pun mengucapkan selamat jalan dan tersenyum. Saat naik kendaraan, tidak mogok dan sangat mudah dihidupkan, jalanan lancar dan tidak macet, para pengendara lainnya berjalan sesuai aturan, sampai-sampai polisi lalu lintas melambaikan tangan padanya. Saat memasuki kantornya, tempat itu terlihat bersih dan orang-orang baik dan berakhlaq datang menemuinya. Saat pulang,makanan yang lezat dan nikmat telah terhidang untuknya. Seperti inilah hari-hari yang dilaluinya."

Amal kebajikan menanamkan ketenangan dan ketentraman didalam hati. Ia menyinari kehidupan seseorang. Sebaliknya, keburukan membawa kerugian pada seorang Muslim dimana saja berada. Hanya keinsyafan yang akan menyadarkan dirinya, hingga dia tahu darimana sumber penyakitnya dan dia akan selalu melawannya.

Seorang suami diperintahkan untuk mengawasi keluarga dan meluruskan kesalahan mereka seperti halnya dia diperintahkan untuk mengawasi dirinya sendiri.

"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertaqwa." (QS Thaha : 132).

Suami yang tidak pernah memerintahkan keluarganya untuk shalat, meskipun dia rajin mengerjakannya, namun jika dia membiarkan istri dan anak-anaknya tersesat dalam hiruk pikuknya dunia, meski dia benar-benar shaleh, adalah suami yang zalim pada keluarganya dan diakhirat akan dihisab sesuai dengan kezalimannya. Allah SWT mengetuk hati dengan firmannya :

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkannya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS At-Tahrim : 6).

Sayyid Quthb menjelaskan, "Tanggung jawab seorang Mukmin pada pribadi dan keluarganya sangat berat dan mengerikan. Neraka disiapkan bagi dirinya dan keluarganya. Dia harus berusaha sekuat tenaga menjauhkan diri dan keluarganya dari api neraka dimana manusia serendah batu ditempat itu sebagai bahan bakarnya."

Abdul Lathif al-Ghamidi menambahkan, "Jangan membiarkan mereka dalam kemungkaran, merelakan mereka dalam kemaksiatan, dan mengabaikan kesalahan mereka. Termasuk bentuk kecintaan dan kasih sayangmu kepada mereka adalah dengan melindungi mereka dari musuh utama,yaitu hawa nafsu dan musuh yang selalu mengintai, menipu daya dan mengancam mereka. Rumahmu adalah kekuasaanmu, bagaimana kamu rela ada yang berbuat maksiat kepada Tuhanmu didalam rumahmu?.."

Rumah yang penuh dengan cahaya keimanan itu diantara contohnya seperti :

1. Sebagai Tempat Shalat

Selain tempat berteduh dari terik matahari disiang hari dan dinginnya malam hari, seyogyanya rumah itu harus dijadikan tempat beribadah kepada Allah SWT.

عن ابن عمر رضى الله عنه ؛ إجعلوا فى بيوتكم من صلاتكم ولا تتخذوها قبورا.

"Dari Ibnu Umar Ra : Jadikanlah rumahmu tempat shalat dan janganlah kamu menjadikan rumah-rumahmu sebagai kuburan." (HR Bukhari).

Shalat sunnah lebih afdhal dan utama memang dikerjakan dirumah, dan hadits diatas yaitu memerintahkan shalat yang sunnah. Dan jangan dijadikan sebuah rumah hanya sebagai tempat berteduh saja.

2. Membaca Al-Qur'an Dirumah

Sebagai seorang Muslim tentu hal ini menjadi penunjang dalam hal menambah keimanan seseorang, dan keimanan itu diterapkan dalam mengaji al-Qur'an dirumahnya. Karena dengan mengaji al-Qur'an, menjadikan ciri bahwa rumah tersebut adalah rumahnya orang Islam.

"Bacalah Al-Qur'an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat nanti untuk memberikan syafa'at kepada para pembacanya." (HR Muslim).

Dengan mengaji al-Qur'an itu dapat mengingatkan manusia kepada sang Khaliqnya. Bagaimana tidak! Karena mengaji itu dapat menghidupkan suasana isi rumah.

"Perumpamaan rumah yang didalamnya dilantunkan dzikir kepada Allah dan rumah yang didalamnya tidak dilantunkan dzikir ibarat hidup dan mati." (HR Muslim).

3. Memuliakan Tamu

Tamu yang datang kerumah adalah membawa berkah, dan terkadang mendatangkan rejeki. Jadi pantaslah kalau islam mengajarkan untuk memuliakan tamu yang datang kerumah.

عن أبى هريرة رضى الله عنه قال. قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من كان يؤمن باالله واليوم الأخر فلا يؤذ جاره ومن كان يؤمن باالله واليوم الأخر فليكرم ضيفه ومن كان ‏يؤمن باالله واليوم الأخر فليقل خيرا أوليصمت.

"Dari Abu Hurairah Ra berkata, Rasulullah Saw bersabda. "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah menyakiti tetangganya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik, atau hendaklah ia diam (jika tidak bisa berkata yang baik)." (HR Bukhari).

Bertamu dan menerima tamu itu perlu etika supaya tidak melanggar norma-norma agama, seorang istri tidak boleh menerima tamu tanpa izin suaminya. Begitu juga sebaliknya seorang lelaki tidak boleh memasuki rumah seseorang tanpa sepengetahuan suami dari istri tersebut.

"Rasulullah SAW melarang kamu memasuki rumah wanita yang suaminya sedang tidak ada dirumah (sedang keluar atau bepergian)." (HR Ahmad).

4. Mengatur Uang Belanja

Adalah kewajiban seorang istri dalam mengatur keuangan keluarganya. Sementara seorang suami mencari nafkah dan istrilah yang memegang tanggung jawab pada pengeluarannya.

"Wanita itu adalah penjaga, penanggung jawab dirumah suaminya dan ia harus bertanggung jawab atas pengaturannya." (HR Bukhari).

Bagaimanapun juga seorang istri harus memberitahukan pengeluaran apa-apa saja yang dipakainya, dan harus mendapat izin dari suami untuk mengeluarkan keuangannya.

"Tidak dibenarkan seorang wanita memberikan kepada orang lain dari harta suaminya kecuali dengan izin suaminya." (HR Ahmad).

5. Memahami Kewajiban Pemimpin

Seperti sudah dijelaskan pada salah satu poin diatas, bahwa setiap individual itu mempunyai peranannya masing-masing dalam memimpin sesuai kaidah-kaidah dan ketentuan dari Allah Swt. Sang suami memimpin mencakup keseluruhan dari mulai mencari nafkah sampai memberikan pendidikan pendidikan kepada keluarganya. Sementara sang istri bertugas mengatur keuangan dari sang suami, dan sama-sama mendidik putra-putrinya.

"Setiap keturunan Adam itu adalah pemimpin, maka seorang pria adalah pemimpin keluarganya, sedangkan wanita adalah pemimpin rumah tangganya."(HR Ibnu Sunni dari Abu Hurairah).

6. Hak Yang Sama Antara Suami dan Istri

Suami istri itu mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Seperti dalam firman Allah SWT :

"Wanita mempunyai hak yang sama seperti haknya pria dengan cara yang baik dan kaum pria mempunyai satu derajat kekuasaan terhadap kaum wanita." (QS Al-Baqarah : 228).

Berarti berbuat baik diantara keduanya yaitu masuk dalam tatanan akhlaq. Baik itu akhlaq terhadap suami maupun terhadap istri. Hak istri untuk menghormati suaminya, dan hak suami harus menghargai istrinya dan mempergaulinya dengan baik.

7. Memberi Nafkah sesuai kemampuan

Adalah kewajiban seorang suami untuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan jasmani keluarganya.

عن أبى مسعود الانصارى عن النبى صلى الله عليه وسلم قال ؛ إذا أنفق المسلم نفقة على أهله ويحتسبها كانت له صدقة.

"Dari Abu Mas'ud al-Anshari dari Nabi SAW bersabda : Jika seorang muslim berbelanja dengan satu belanja untuk keluarganya (istrinya) dengan secukupnya maka baginya termasuk sedekah." (HR Bukhari).

Tentu selain kebutuhan biologis hal yang paling penting yaitu kebutuhan jasmaniyah. Karena kebutuhan ini bertujuan untuk menyambung kehidupan, dan menciptakan amal dalam kehidupan selain Ibadah.

"Hendaknya orang yang mampu menafkahkan kepada istrinya menurut kemampuannya. Dan orang yang sempit rejekinya hendaknya memberi nafkah sesuai apa yang Allah berikan." (QS At-Thalaq : 11).

Tidak berlaku bakhil atau pelit pada keluarga, karena Allah dan Rasulnya tidak menyukai orang yang bakhil.

"Tidak termasuk golonganku orang yang diberi kemurahan rezeki oleh Allah, tetapi pelit dalam memberi belanja untuk keluarganya." (HR Ad-Dailami).

8. Sayang Keluarga

Sebagian orang biasanya menjadikan hal ini menjadi sesuatu yang paling mendasar. Karena orang beranggapan bahwa kasih sayang adalah hal yang paling dibutuhkan dalam menciptakan rumah tangga bahagia. Rasulullah juga mencontohkan bagaimana beliau menyintai dan menyangi keluarganya, dan Rasulullah Saw bersabda :

"Sebaik-baik iman seorang mukmin adalah orang yang baik budi pekertinya dan orang yang sayang kepada keluarganya." (HR Al-Hakim dan At-Tirmidziy).

9. Melindungi Rumah dengan Surah Al-Baqarah

Diantara dalam menciptakan rumah yang penuh dengan keimanan yaitu dengan banyak membaca al-Qur'an. (sudah dijelaskan pada poin ke-2). Namun ada ayat khusus tentang itu semua, yaitu membaca surah al-Baqarah, sebagai benteng dikerajaan rumah sendiri.

"Bacalah surat Al-Baqarah dirumah-rumah kalian, karena setan tidak akan memasuki rumah yang dibacakan surat Al-Baqarah didalamnya." (Shahih Al-Jami').

10. Tidak Lupa Berdzikir

Selain tempat shalat, membaca al-Qur'an, tentu rumah yang penuh cahaya keimanan itu akan semakin berkilau dengan cara berdzikir dalam hal mengingat Allah SWT.

"Ketika seseorang hendak memasuki rumahnya, kemudian menyebut nama Allah saat masuk dan saat makan, maka syetan berkata, 'Tidak ada tempat tinggal dan makanan untuk kita disini.' Jika dia masuk rumah tanpa menyebut nama Allah, syetan akan berkata, 'Disinilah kita akan tinggal', dan ketika dia makan, dia tidak menyebut nama Allah, syetan akan berkata, 'Kita mendapat tempat dan makan malam disini." (HR Muslim).

11. Tempat suami-istri saling menasihati

Sudah sifat manusia adalah tempatnya salah dan khilaf. Terkadang sesuatu kesalahan itu tidak disengaja. Oleh karena itulah disinilah peran seorang suami yang selalu menasehati istrinya, begitu juga sebaliknya, mengingatkan suami ketika ada kesalahan padanya.

Rasulullah SAW memberikan contoh . Ketika shalat witir, Rasulullah selalu berkata, "Wahai 'Aisya, bangunlah dan kerjakan shalat witir." (HR Muslim).

Itulah poin-poin khusus dalam membangun rumah dengan cahaya keimanan. Dan tentu banyak lagi poin-poinnya selain diatas tersebut. Dan kami kutipkan kalimat terakhir dengan kalimat do'a kepada Allah SWT.

"Ya Rabb Kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa." (QS Al-Furqan : 74 ).

Sayyid Quthb "Fi Zhilal al-Qur'an

Abdul Lathif al-Ghamidi, "100 Fikrah li Tarbiyah al-Usrah, hal 100.

اوليه مديس ألبتاوى‎

www.majlas.yn.lt

High Quality Services

T

Comments via facebook

Cantik itu relatif
Tampan itu relatif
Pintar itu relatif
Bodoh itu relatif
Kaya itu relatif
Miskin juga relatif
Karena memang diatas langit masih ada langit
This template downloaded form free website templates