Ring ring
MASALAH QADLA DAN QADAR

Smiley faceQadha adalah "ketetapan", Qadar adalah "takdir, nasib atau untung.

Arti Qadha dan takdir ialah ketetapan tuhan dalam azal tentang nasib manusia, apakah akan masuk orang yang beruntung ataukah masuj orang yang celaka (Sa'adah atau Syaqawah).

Masalah ini sangat sulit, tetapi penting, karena ia termasuk salah satu rukun iman yang keenam. Bukan saja dalam lingkungan umat islam, hal ini dibicarakan secara meluas mendalam, tetapi sekalian "Agama Samawi" membicarakan masalah ini dan membahas secara mendalam dan meluas.

Kaum Ahlussunnah Wal Jama'ah percaya takdir. Semuanya sudah ditakdirkan tuhan dalam azal, tetapi sebagian dari kaum Mu'tazilah tidak percaya atas adanya takdir itu. Gejala-gejala faham ini menjalar juga ke Indonesia.

I'TIQAD AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH TENTANG QADHA DAN QADAR

Kaum Ahlussunnah Wal Jama'ah beri'tiqad (keyakinan/percaya), sesuai dengan i'tiqad Nabi Muhammad Saw, dan sahabat-sahabat beliau, bahwa semua yang terjadi didunia ini sudah ditentukan oleh Allah Ta'ala dalam azal jauh sebelum sesuatu itu terjadi. Semua itu sudah tertulis lebih dahulu dalam Luh Mahfuzh, (Papan Tulis yang terpelihara).

Dalil-dalil atas I'tiqad ini adalah :

ما أصاب من مصيبة فى الارض ولا فى أنفسكم إلا فى كتاب من قبل أن نبرأها إن ذالك على الله يسير.

"Tiadalah suatu bencana yang terjadi dibumi dan tiada pula yang terjadi pada diri kamu, melainkan itu ada dalam kitab sebelum kami laksanakan terjadinya. Bahwasanya yang demikian itu mudah bagi Tuhan." (QS Al-Hadid :22).

Jadi, apa juga yang terjadi didunia ini, termasuk musibah-musibah yang terjadi pada diri kita, semuanya sudah ditakdirkan Tuhan lebih dahulu dan sudah dituliskan dalam Luh Mahfuz, jauh sebelum hal itu terjadi.

Sahabat dekat Nabi Saw, yaitu Ibnu Abbas, menafsirkan ayat ini dan berkata :"Sudah dituliskan sebelum terjadi musibah itu". Dalam tafsir Qurtubi :

لما خلق الله القلم قال له ؛ اكتب فكتب ما هو كائنإلى يوم القيامة.

"Berkata Ibnu Abbas Ra. "Tatkala tuhan telah menjadikan Qalam maka ia berkata : "Tulislah!", lalu Qalam itu menuliskan apa yang akan terjadi sampai hari qiyamat (Qurtubi Juz 17 hal.258)

Itulah yang dinamai Qadha dan Qadar, Allah berfirman :

عنه من أفك

"Di palingkan daripadanya (Qur'an) orang yang telah dipalingkan juga (dalam azal). (QS Adz-Dzariyat :9).

Tersebut dalam tafsir Jalalein, bahwa arti ayat ini adalah :"Di palingkan dari Nabi dan Qur'an, yakni dipalingkan dari iman kepada Nabi dan kepada Qur'an, orang-orang yang telah dipalingkan juga dalam Ilmu Tuhan." (kitab : tafsir Jalalein, juz 2 hal 190-191).

Jadi, orang yang kafir didunia ini sudah dalam Ilmu tuhan dan sudah ditulis dalam Luh Mahfuzh, bahwa ia akan kafir sebelum hal itu terjadi didunia.

قل أن يصيبنا إلا ما كتب الله لنا هو مولانا وعى الله فليتوكل المؤمنون.

"Katakanlah (hai Muhammad), tiada yang menimpa kami sekalian dari apa yang ditetapkan Tuhan untuk kami, dialah pelindung kami dan hendaklah sekalian orang Mu'min tawakal kepada Allah ta'ala (QS At-Taubah :51).

Ayat ini turun untuk menyuruh Nabi supaya mengatakannya kepada orang kafir yang tidak percaya kepada takdir Ilahi, bahwa nasib manusia sudah ditentukan oleh Allah Ta'ala. Dalam tafsir Qurtubi dikatakan bahwa :

كل شيئ بقضاء وقدر.

"Tiap-tiap sesuatu adalah dengan Qadha dan Qadar." (Kitab : tafsir Qurtubi juz 8, hal 160).

Dan masih banyak lagi ayat-ayat Al-Qur'an yang menjelaskan tentang Qadha dan Qadar tersebut. Dan Kami akan tukilkan sedikit dalam Hadits-hadits, seperti dibawah ini :

عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال ؛ حدثنا رسول الله صلى الله عليه وسلم، وهو الصادق المصدوق، إن احدكم يجمع خلقه فى بطن أمه أربعين يوما نتقة، ثم يكون فى ذالك علقة مثل ذالك، ثم يرسل الملك فينفخ فيه الروح ويؤمر بأربع كلمات بكتب رزقه وأجله وعمله وشقى أو سعيد، فوالله الذى لاإله غيره إن احدكم ليعمل بعمل أهل الجنة حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل النار فيدخلها، وإن احدكم ليعمل بعمل أهل النار حتى ما يكون بينه وبينهاإلا ذراع فيعمل بعمل الجنة فيدخلها.

"Dari Ibnu Mas'ud Ra, beliau berkata : Mengabarkan kepada kami Rasulullah Saw, :"Bahwasanya setiap kita dikumpulkan kejadiannya didalam perut ibunya, selama 40hari berupa nuthtah (air mani), serupa itu pula berupa segumpal darah, dan serupa itu pula segumpal daging, lalu dikirimkan kepadanya malaikat dan ditiupkan kepadanya Ruh, dan diperintah malaikat itu supaya menuliskan empat perkara, yaitu Rezekinya, Ajalnya, Pekerjaannya dan beruntung buruk atau beruntung baik. Demi Allah. Yang Tiada Tuhan Selainnya, sesungguhnya seseorang kamu bisa beramal serupa amal penduduk surga, sehingga jarak antara dia dan surga sejarak sehasta lagi, tetapi suratannya (takdirnya) mendahuluinya lalu ia berbuat perbuatan penduduk neraka dan ia di masukan kesana. Dan salah seorang kamu ada yang beramal serupa amal ahli neraka,sehingga jarak antara dia dan surga sejarak sehasta lagi, tetapi suratannya (takdirnya) mendahuluinya lalu ia berbuat perbuatan penduduk surga dan ia di masukan kesana." (Hadits ini di rawikan banyak Rawi, Bukhari juz 4 hal 101, Imam Muslim, lihat Sahih Muslim juz 2 hal 451. lafadz hadits ini adalah lafadz Muslim).

Dalam hadits ini menyatakan bahwa kejadian manusia dalam rahim ibunya yaitu melalui proses :

40 hari pertama dinamai نطفة (nuthfah) yaitu air mani yang berkumpul,

40 hari kedua dinamai علقة ('alaqah) yaitu segumpal darah,

40 hari ketiga dinamai م ضلغة (Mudlagah) yaitu seberkas daging, 120 hari kemudian ditiupkan nyawa dan 4 perkara yang dituliskan oleh malaikat yaitu Rezekinya, Umurnya, Pekerjaannya, dan Nasib atau untungnya, inilah yang disebut suratan hidup. Dan masih banyak puluhan hadits yang menerangkan bahwa tadkdir itu memang ada, dan kami akan tukil 1 hadits lagi dibawah ini :.

Dalam hadits Imam Muslim juga menyatakan : "Diriwayatkan dari Sayyidina Ali Ra. Beliau berkata : Adalah kami pada suatu kali sedang mengurus Jenazah dipusara Baqi (dimadinah), ketika itu datang Rasulullah Saw, dan beliau duduk, kami pun duduk disekeliling beliau. Beliau menekur ketanah dan menggores-gores tanah dengan sepotong kayu, kemudian beliau bersabda : Setiap kita sudah dituliskan tuhan dimana tempatnya, apakah ia didalam surga atau didalam neraka, apakah ia orang celaka dan apakah dia orang yang berbahagia. Berkata Sayyidina Ali Ra : Seorang laki-laki hadir bertanya kepada Nabi Saw, katanya : Ya Rasulullah ! Kalau begitu, apakah tidak lebih baik kita tunggu saja takdir kita dan kita tak usah berpayah-payah bekerja, karena setiap orang yang ditakdirkan berbahagia, dan dia akan masuk kemasa bahagia itu, dan yang ditakdirkan celaka pasti dia akan celaka juga?. Nabi Saw menjawab : Tidak, anda mesti beramal. Beramallah. Dan setiap orang akan dijuruskan tuhan kepada takdirnya, kemudian Nabi membacakan ayat al-Qur'an, yang artinya :"Barangsiapa yang memberikan (Hartanya dijalan Allah) dan bertaqwa kepada tuhan, membenarkan adanya surga, maka kami (Allah) memudahkan baginya jalan yang mudah (jalan kesurga), dan adapun yang bakhil dan merasa diri cukup,serta mendustakan adanya pahala surga maka orang itu akan kami siapkan menuruti jalan yang sukar." (HR Muslim - shahih Muslim juz 2 hal 453) baca juga Syarah Muslim juz 16 hal 197.

Dan Imam Nawawi berkata tentang hadits ini : "Ini Hadits-hadits dalil yang kuat atas Madzhab Ahlussunnah yang menetapkan bahwa ada takdir, bahwa semua yang terjadi, baik, buruk, manfa'at, mudlarat, semuanya sudah ditakdirkan Tuhan. Tuhan berbuat sesukanya dan perbuatannya tidak boleh ditanya-tanya, disanggah-sanggah, sebab semuanya miliknya (Syarah Muslim Juz 16 hal 195-196).

فعال لما يريد

"Ia membuat apa yang dikehendakinya" (QS Al-Buruj :16).

TAKDIR TAK BISA DIHINDARKAN

Dalam kehidupan sehari-hari ternyata bahwa takdir tak bisa dihindarkan, walaupun bagaimanapun kuatnya usaha yang kita lakukan. Barang sesuatu yang telah ditetapkan untukmu mesti datang, dan barang sesuatu yang tidak ditetapkan untukmu pasti tidak datang.

Dalam kitab Abu Daud dikatakan begini :

عن زيد بن ثابت حدثنى رسول الله صلى الله عليه وسلم ؛ ولو انفقت مثل أحد ذهبا فى سبيل الله ما قبله الله منك حتى تؤمن باالقدر وتعلم ان ماأصابك لم يكن ليخطئك وأن ماأخطأك لم يكن ليصيبك، ولو مت على غير هذا لدخلت النار.

"Dari Zaid bin Tsabit, dari Rasulullah Saw. Beliau bersabda : Kalau engkau menafkahkan emas sebesar bukit Uhud ia tidak akan menerima kecuali kalau kamu sudah percaya kepada takdir, dan kamu yakin bahwa barang sesuatu yang sudah ditetapkan untukmu pasti tidak datang. Inilah kepercayaan yang harus dipegang, kalau kamu mati sedang memegang kepercayaan lain dari ini, maka kamu akan masuk neraka." (HR Abu Daud - lihat Sunan Abu Daud Juz 4 hal 225).

HIKMAH PERCAYA PADA TAKDIR

Percaya takdir itu penting bagi hidup manusia. Orang yang tidak percaya takdir sewaktu-waktu bisa gila, sekurangnya bisa murung, sangat sedih, gundah gulana apabila mendapat musibah.

Misalnya seorang suami yang ditinggal mati istrinya, dan ia tidak percaya takdir dan berusaha bunuh diri agar bisa bersama istrinya. Akan tetapi orang yang percaya takdir pasti akan senantiasa berkata, "yah mau dibilang apa, semua sudah takdir ilahi, dan begitu seterusnya.

Firman Allah Swt :

ماأصاب من مصيبة فى الأرض ولا فى أنفسكم إلا فى كتابمن قبل أن نبرأها، إن ذالك على الله يسير. لكيلا تأسوا على مافاتكم ولا تفرحو ايما اتاكم والله لا يحب كل مختال فخور.

"Tiada suatu bencanapun yang menimpa dibumi dan pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis lebih dahulu dalam Kitab (luh mahfuzh), sebelum kami menciptakannya. Demikian itu bagi Tuhan mudah saja. (Kami terangkan yang demikian itu), supaya kamu jangan bersedih hati atas sesuatu yang hilang darimu, dan jangan pula terlalu gembira dan sombong diri tersebab apa yang diberikan Tuhan kepadamu dan Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri." (QS Al-Hadid : 22-23).

Semua musibah adalah atas Qadha dan Qadar Allah Swt, manusia hanya bisa menerima dan tabah juga ridho atas semuanya.Dan juga bahwa hikmah percaya pada takdir yaitu untuk meningkatkan keimanan manusia. Dalam tafsir Qurthubi dijelaskan bahwa :

وعن ابن مسعود أن نبى الله صلى الله عليه وسلم قال ؛ لا يجد احدكم طعم الإيمان حتى يعلم أن ما أصابه لم يكن ليخطئه وما أخطأه لم يكن ليصيبه.

"Dan dari Ibnu Mas'ud Ra, beliau berkata bahwasanya Nabi Saw bersabda :"Tidak akan merasa seseorang akan kelezatan iman, kecuali kalau ia sudah yakin, bahwa sesuatu yang ditujukan untuknya mesti ia dapat dan sesuatu yang tidak ditujukan untuknya pasti tidak didapatnya." (tafsir Qurtubi Juz 17 hal 258).

dengan tidak bersedih pada setiap musibah yang menimpa dan tidak pula terlalu sombong ketika mendapatkan kenikmatan duniawi, karena kita semua milik Allah dan akan kembali kepadanya.

"Setiap orang ada duka dan ada suka, tetapi orang Mu'min sabar menerima musibah dan syukur menerima ni'mat."(Tafsir Qurtubi Juz 17 hal 258).

PERUBAHAN TAKDIR

1. Takdir dalam Ilmu Tuhan yang Azali

Takdir ini disebut "Qadha Muhram" atau takdir yang pasti, Takdir dalam Ilmu Tuhan ini tidak dapat dirubah oleh siapapun.

ما يبدل القول لدى وما أنا بظلام للعبيد.

"Putusanku tidak akan dirubah dan aku (Allah) tidak menganiaya hamba-hambaku." (QS Q : 29).

Ahli tafsir Mujahid menerangkan arti sesungguhnya ayat ini : "Aku telah menetapkan apa yang Aku sudah tetapkan." (tafsir At-Thabari Juz 26 hal 169).

Allah Swt, sudah tahu apa yang akan terjadi didunia dan di akhirat. Tiada satupun yang tersembunyi baginya, walaupun hal itu belum terjadi.

وهو بكل شىء عليم.

"Dan dia maha tahu atas segala sesuatu." (QS al-Baqarah :92).

Kata كل شىء atau segala sesuatu adalah perkataan umum yang meliputi dunia dan akhirat, meliputi langit dan bumi, dan meliputi yang dahulu sampai sekarang. Banyak sekali yang serupa dengan ayat al-qur'an diatas, bisa dilihat pada : Surat al-Baqarah 231, 282, Surat an-Nisa 176, Surat al-Maidah 97, Surat al-An'am 101, Surat al-Anfal 75, Surat at-Taubat 115, Surat an-Nur 35, 64, Surat al-Ankabut 62, Surat Asyura 12, Surat al-Hujarat 16, Surat al-Hadid 03, Surat al-Mujadalah 07,dan Surat at-Taghabun 11. Dan para ulama baik ulama Salaf dan Khalaf, memfatwakan bahwa , barangsiapa yang ingkar, tidak mengakui ilmu Allah Swt, maka ia bukan agama Islam.

2. Takdir yang tertulis di Luh Mahfudz

Takdir yang tertulis pada Luh Mahfuzh, masih bisa berubah, karena ada takdir yang ditulis disitu yang sudah ada dan ada takdir yang belum putus, yang dinamai Takdir Mu'allaq.

يمحوالله ما يشآء ويثبت وعنده أم الكتاب.

"Allah menghapuskan apa yang dikehendakinya dan menetapkan apa yang dikehendakinya, dan pada sisinya ada Ummul Kitab/al-Qur'an (QS ar-Ra'd : 39).

Dalam kitab Ushuluddin karangan Imam Bajuri mengatakan begini :

أم الكتاب أى أصل اللوح المحفوظ وهو علمه تعال الذى لا محوفيه ولا إثبات وأما الوح المحفوظ فالحق قبول ما فيه للمحو والإثبات.

"Ummul Kitab/al-Qur'an adalah pokok atau pangkal dari Luh Mahfudz, yaitu Ilmu Tuhan yang tidak menerima hapusan atau tetapan. Akan tetapi Luh Mahfudz - menurut perkataan yang hak - menerima hapusan dan ketepan Tuhan." (lihat "Tuhfatul Murid Syarah Jauharatut Tauhid" hal 95).

Diantara sesuatu yang dapat merubah takdir yang tertulis dalam Luh Mahfudz itu adalah :

A. Do'a dan Perbuatan Baik

لا يرد القضآء إلا الدعاء ولا يزيد فى العمر إلا البر.

"Tak ada yang bisa menolak takdir selain do'a, dan tidak ada yang bisa memanjangkan umur kecuali perbuatan baik." (HR Tirmidzi - shahih Tirmidzi Juz 8 hal 305-306). Baca juga do'a-do'a para sahabat dalam kitab Tafsir Qurtubi ,jilid 9 hal 330).

B. Menyambung Silaturahmi

عن أنس بن مالك أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال ؛ من أحب أن يبسط له فى رزقه وينسأ له فى أثره فليصل رحمه.

Dari Anas bin Malik beliau berkata : Bersabda Rasulullah Saw : Barangsiapa yang suka banyak Rezekinya dan lambat datang ajalnya maka hendaklah ia menghubungkan Silaturahminya." (HR Bukhari dan Muslim- Fathul Bari 13 hal 20).

Hadits yang di rawikan Bukhari dari Abu Hurairah, dengan permulaan "man sarrahu" (siapa yang menyukai) ini tidaklah bertentangan dengan ayat yang termaktub dalam surat An-Nahl 61, yang mengatakan bahwa apabila ajal seseorang maka datangnya tidak terdahulu satu sa'at dan tidak terkemudian satu sa'at. karena ajal yang dimaksud dalam ayat itu ialah ajal yang ditakdirkan dalam Ilmu Allah yang tidak menerima perubahan, dan yang dimaksud hadits diatas adalah yang tertulis di Luh Mahfudz dan menerima perubahan. Demikin yang dikatakan oleh Imam Ibnu Hajar al Asqalani dalam fathul bari pada juz 8 hal 21.

TAKDIR DAN USAHA

Dalam sejarah Sayyidina Umar bin Khatab, bahwa beliau pada suatu kali pergi ke Syam (syria). Kebetulan disuatu kamun yang akan dilalui beliau sedang berjangkit penyakit Tha'un (kolera),dan beliau musyawarah dengan para sahabat. Sebagian besar para sahabat berpendapat lebih baik, jangan masuk ke kampung itu, kecuali sahabat Abu 'Ubaidah bin Jarrah RA. Abu 'Ubaidah berkata :

أتفر من قدر الله

Apakah engkau (hai Ummar) mau lari dari takdir Tuhan?

Sayyidina Ummar Ra menjawab :

نعم،أفر من قدر الله بقدر الله إلى قدرالله.

Ya, kita lari dari takdir Allah dengan takdir Allah ke takdir Allah. Lalu beliau menyambung ucapannya : Seharusnya tidak engkau, hai Ubaidah,yang berkata begitu!

Tidak lama datang sahabat Abdurrahman bin 'Auf yang merawikan sebuah hadits :

إذا كنتم ببلاد الطاعون فلا تخرجوا منها وإذا قدمتم إلا بلاد الطاعون فلا تدخلوها.

"Apabila kamu sudah berada dinegri dimana Tha'un (kolera) berjangkit, maka janganlah engkau keluar dari kampung itu, tetapi kalau kamu belum masuk kampung itu janganlah masuk."

Kemudian Sayyidina Umar Ra mengucapkan Alhamdulillah, karena sesuai pendapat beliau dengan Hadits diatas dan sesuai dengan pendapat dari banyak sahabat

Kemudian Sayyidina Umar kembali ke Madinah, sedang Abu 'Ubaidah wafat kena penyakit Kolera disitu. Dan peristiwa ini dinamai "peristiwa Ta'un 'Imwas" pada th 17H.(kitab : "Syarah Nahjul Balagah", Juz 8 hal 300, juga pada "Tarikh Thabari" pada Juz 1 hal 2401.)

Dalam postingan kami diatas juga tersebutkan "Ber'amalah, maka setiap orang akan dimudahkan menuruti takdirnya".

Banyak dalil-dalil al-qur'an dan hadits yang menerangkan tentang Berusaha dan mencari Usaha, saya akan tuliskan beberapa diantaranya :

وجعلنا اليل لباسا، وجعلنا النهار معاشا.

"Kami jadikan malam sebagai pakaian kesenangan dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan." (QS An-Naba : 10-11).

ليس عليكم جناح أن تبتغوا فضلا من ربكم

"Tidaklah dosa kalau kamu mencari kurnia (Rezeki) yang datang dari Tuhanmu." (QS Al-Baqarah : 198). Dan masih banyak lagi ayat-ayat al-Qur'an yang menjelaskan tentang berusaha untuk merubah takdir manusia.

KESIMPULAN

Berdasarkan dalil-dalil yang telah kami tuliskan diatas, baik itu dari al-Qur'an dan al-Hadits, bahwa :

1. Allah Swt tahu apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi didunia ini, semuanya sudah ada dalam Ilmu Tuhan.

2. Allah Swt telah mentakdirkan dalam Azal apa yang sudah terjadi dan yang akan terjadi, jauh hal itu terjadi.

3. Allah Swt yang menciptakan sesuatu yang terjadi sesuai dengan Takdir yang telah ditetapkannya.

4. Baik dan Buruknya semua itu diciptakan oleh Allah Swt

Wajib beramal, berusaha, sesuai dengan garis yang telah ditetapkan Allah dan Rasulnya, dan tidak boleh berpangku tangan dan menunggu Takdir saja.

أوليه مديس ألبتاوى
www.majlas.yn.lt

Share dan Komentar
free blog template

Cantik itu relatif
Tampan itu relatif
Pintar itu relatif
Bodoh itu relatif
Kaya itu relatif
Miskin juga relatif
Karena memang diatas langit masih ada langit

Sponsor

Recent Comments

Search

Do'a this blog

"Ya Allah jadikanlah hatiku cahaya, pada mataku cahaya, pada pendengaranku cahaya, dikananku cahaya, dikiriku cahaya, diatasku cahaya, dibawahku cahaya, didepanku cahaya, dibelakangku cahaya, dan jadikanlah aku cahaya." amiin. (HR BUKHARI).

Valid XHTML 1.0 Transitional Valid CSS!
This template downloaded form free website templates