Di atas sajadah merah
Ku bersimpun dan bersujud
Mengakui kelemahan dan kekeliruanku
Yang selama ini, aku lakukan
Merangkai ketentuan agama
Yang sangat dimurkai Allah
Aku menyadari esok atau nanti
Aku kembali kehadirat ilahi rabbi
Mulai hari ini aku akan kembali
Menempuh jalan yang suci sebagai bekal mati
Semoga Allah mengampuni segala dosa-dosa
Kini aku kembali kepadamu ya Allah
Yang maha pengampun rohman dan rohim
Dulu waktu aku masih bersama dia
Dia yang ku cinta dia yang ku puja
Ku diberi tanda mata sajadah merah
Katanya agar aku rajin dalam ibadah
Tapi sayang kisahku dengannya hanya sekejap saja
Ia menikah dengan pilihan ayahnya
Walaupun harus menderita namun ku tetap berdo'a
Semoga ia ku cinta berbahagia
Merana kini aku memang merana
Tapi pantang bagiku tuk berputus asa
Ku sadari cinta tak harus memilik
Karena jodoh rejeki mati itu takdir ilahi
Tinggalah kini sajadah merah
Kawan setia dalam ibadah
Begitulah sebuah nasihat yang mulia, sedikit pesan namun menyentuh hati, walaupun bertahun-tahun di tinggalkan beliau, namun karena sajadah merah itulah, salah satu sarana penghilang rasa rindu kepada sesosok ibu,
يا معشر المسلمين إياكم وعقوق الولدين فإن ريح الجنة يوجد من مسيرة الف عام والله لايجد ريحها عاق.
" Wahai kaum muslimin, janganlah kalian durhaka kepada ibu bapak, karena bau surga dapat tercium sejauh perjalanan seribu tahun, demi Allah bau surga tidak akan tercium oleh seorang yang durhaka kepada ibu bapaknya".
Ya Allah ya rabb, ampunilah dosa-dosanya, tempatkanlah ia dalam surgamu berilah kenikmatan di surgamu, jadikanlah ia bidadari surgamu.
اللهم اغفرلها ورحمها وعفها وعفواعنها
kenanglah ibu ketika diatas sajadah merah bukan pemberian yang bermerk mahal namun itu adalah sarana untuk mendekatkan diri pada Allah SWT, ketika dalam takbir dalam kekhusyuan dalam ibadah, Allah maha melihat ,ketika dalam berdoa diatas sajadah merah kenanglah ibuter Untuk : Ibunda Hj. Na'imah